April 26, 2025

Brawijayachoirfest – Ragam Suara Bersatu Padu

Alunan musik dengan iringan suara dari sekumpulan orang, menjadi salah satu nada terindah di dunia

2025-04-11 | admin4

Mangu Fourtwnty: Menceritakan Tentang Kehidupan dan Perjalanan Emosional

“Mangu” adalah salah satu lagu hits dari band Fourtwnty yang berhasil mencuri perhatian banyak pendengar. Dirilis pada tahun 2019, lagu ini menjadi salah satu karya musik yang sangat populer di kalangan anak muda Indonesia. Dengan lirik yang penuh makna, “Mangu” membawa pesan mendalam tentang kehidupan, pencarian jati diri, serta perasaan-perasaan yang sering dialami oleh banyak orang, terutama para generasi muda.

Lagu “Mangu” mengisahkan tentang seseorang yang sedang berjuang untuk menemukan makna hidup dan arah tujuan dalam hidupnya. Kata “Mangu” sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti “mangu” atau “ragu”, yang menggambarkan perasaan kebingungan dan ketidakpastian yang sering kita rasakan ketika harus menghadapi pilihan besar dalam hidup. Hal ini menjadi titik sentral dalam lagu ini, yang berbicara tentang perasaan ragu-ragu, kebingungan, dan ketidakpastian yang dialami oleh banyak orang, terutama dalam konteks perjalanan hidup dan pencarian tujuan.

Dalam lagu ini, Fourtwnty menggambarkan situasi di mana seseorang merasa terjebak dalam rutinitas dan kebingungan akan arah hidup yang jelas. Liriknya menyentuh perasaan banyak orang yang mungkin merasa terasing atau tidak memiliki tujuan yang pasti. Lagu ini juga memberikan gambaran tentang tantangan yang datang dalam hidup, serta bagaimana orang-orang harus berjuang untuk menemukan ketenangan dalam diri mereka sendiri meskipun berada dalam ketidakpastian.

Selain itu, lagu “Mangu” juga menyiratkan pesan tentang keberanian untuk menghadapi ketidakpastian dan mencoba menerima segala perasaan yang datang. Ini adalah tema universal yang resonan dengan banyak orang, terutama mereka yang sedang berada dalam masa transisi hidup, baik itu perubahan pekerjaan, hubungan, atau pencarian jati diri. Dengan penggambaran yang jujur dan emosional, lagu ini mampu menyentuh hati banyak pendengarnya.

Dengan melodi yang santai namun penuh emosi, Fourtwnty berhasil menciptakan suasana yang intim dan reflektif dalam lagu “Mangu”. Gaya musik yang digunakan sangat cocok untuk menggambarkan perasaan resah dan gelisah yang disampaikan dalam lirik. Musiknya yang sederhana namun kaya akan nuansa, menciptakan pengalaman mendalam bagi para pendengarnya. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh rajazeus musik dalam menggambarkan perasaan dan cerita hidup.

Secara keseluruhan, “Mangu” oleh Fourtwnty bukan hanya sekedar lagu, tetapi juga sebuah karya yang menggambarkan perjalanan emosional dalam kehidupan. Lagu ini mengajak pendengarnya untuk merenung tentang ketidakpastian yang ada dalam hidup dan bagaimana kita harus belajar untuk menghadapinya. Dengan lirik yang kuat dan melodi yang menenangkan, “Mangu” berhasil menyampaikan pesan yang dalam tentang kehidupan, kebingungan, dan pencarian jati diri.

Baca Juga : Mengulik Grup Band Mesin Tempur: Kolaborasi Musik Rock dengan Sentuhan Unik

Share: Facebook Twitter Linkedin
2025-03-21 | admin4

Mengenal Alat Musik Suku Dayak Kalimantan yang Unik

Alat musik suku Dayak Kalimantan keliru satunya antoneng yang juga di dalam kategori alat musik petik terbuat dari bambu. Alat musik ini digunakan penduduk Dayak untuk mengiringi lagu-lagu area maupun untuk hanyalah mengisi kala luang.

Alat musik merupakan suatu alat atau barang yang mampu membuahkan sebuah alunan nada. Setiap alat musik membuahkan suara yang berbeda-beda bergantung bagaimana penggunaannya atau cara menggunakannya.
Alat Musik Suku Dayak

Dikutip di dalam buku Falsafah Huma Betang Komunikasi Suku Dayak oleh Rico, M.I.Kom, Dr. Muzahid Akbar Hayat, M.Si , dan Dr. Didi Susanto, M.I.Kom.M.Pd (2023:6) suku Dayak merupakan suku yang dominan di Kalimantan dengan bagian lokasi terbanyaknya adalah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

Suku Dayak mempunyai beragam macam budaya keliru satunya layaknya alat musik yang unik dan menjadikannya sebagai ciri khas suku tersebut. Adapun alat musik suku Dayak di antaranya sebagai berikut:

1. Antoneng

Antoneng juga tipe alat musik gitar tabung yang dimainkan dengan cara dipetik. Penggunaannya sendiri biasa dipakai untuk mengiringi lagu area suku Dayak maupun untuk hanyalah mengisi kala luang.

Antoneng terbuat dari bambu dan kulit ari bambu yang dibentuk menjadi dawai sebanyak lima buah. Bagian slot mahjong tengah badan bambu dilubangi sebagai resonator. Bunyi suara yang dihasilkan menyerupai suara genggong (alat musik pulau Lombok, NTB).

2. Keledi

Keledi atau Keluri adalah alat musik tiup tradisional yang terbuat dari bambu dan labu. Pada biasanya keledi dimainkan terhadap upacara-upacara rutinitas untuk mengiringi lagu, tarian, hingga teater tutur atau syair nyanyian.

3. Balikan

Balikan atau kuranting merupakan alat musik khas suku Dayak yang ada di area Kapuas Hulu. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipetik. Alat musik balikan mirip layaknya dengan alat musik sape yang juga berasal dari suku Dayak.

Bentuk alat ini panjang arah samping kanannya melebar, di tengahnya kecil dan menguncup, ujung-ujung yang melebar lebih tipis. Karna keunikan dan kebagusannya, balikan menjadi alat tradisional ciri khas area Kalimantan Barat.

4.Sape

Sape merupakan alat musik yang sekilas mirip dengan gitar. Cara memainkannya sama-sama dipetik. Sape yang merupakan alat musik tradisional Kalimantan Timur sering digunakan untuk mengiringi acara-acara hajatan penduduk suku Dayak.

Sape mempunyai wujud berbadan lebar, bertangkai kecil, panjangnya sekitar 1 meter, mempunyai 2 senar dari bahan plastik. Sape terbuat dari kayu aro atau adau, kayu marong, dan kayu pelantan yang banyak ditemukan di daerah-daerah hutan Kalimantan.

5. Rebab

Rebab merupakan alat musik gesek menyerupai biola bertali dua atau tiga yang terkandung di Kalimantan Utara. Biasanya digesek dengan cara ditegakkan di lantai dan penggeseknya berada di belakang rebab.

Rebab terbuat dari kayu dan resonatornya terbuat dari tempurung kelapa dengan panjang sekitar 75 cm. Pola permainan melodinya mirip dengan kecapi. Dahulu rebab dimainkan kala upacara Nyangiang di suku Dayak Ngaju (Kapuas, Katingan, Kahayan).

6. Senggayung

Senggayung juga juga di dalam musik tradisional penduduk Dayak Simpang Dua Kabupaten Ketapang yang terbuat dari bambu. Bentuknya bulat terhadap bagian atasnya,sementara bagian bawahnya setengah terbuka.

Alat musik ini biasanya dimainkan tertentu di dalam ritual musim buah-buahan, yaitu upacara yang tandanya musim panen buah. Namun terkecuali buahnya hanya sedikit, penduduk tidak boleh kembali membunyikan Senggayung.

7. Tahar

Tahar merupakan alat musik pukul, yang dimainkan dengan dipukul manfaatkan tangan yang mirip dengan tamborin. Biasanya alat musik ini digunakan terhadap acara pernikahan atau upacara penyambutan.

Dengan mengetahui 7 alat musik suku Dayak melalui ulasan di atas, maka pembaca mampu lebih mengenal alat musik khas area Indonesia yang patut untuk dilestarikan.

Baca Juga : Lagu Daerah Mendunia, Nomor 4 Paling Dikenal Anak-Anak di Korea Utara

Share: Facebook Twitter Linkedin